Senin, 11 April 2011

Anak Kedua Lebih Sukses Dalam Hidupnya

Anak ke berapakah Anda Sebuah penelitian menemukan posisi anak memainkan peran dalam keberhasilan di masa depan. Dalam penelitian itu menunjukkan anak kedua lebih sukses dibanding anak pertama. Mau tau alasannya

Sebuah penelitian baru di Universitas Cambridge menunjukkan bahwa perdebatan antara saudara laki-laki dan perempuan benar-benar meningkatkan keterampilan sosial, kosakata, dan perkembangannya. Selain itu persaingan antar saudara juga dapat meningkatkan perkembangan mental dan emosional.

Dr Claire Hughes, dari Newnham College, Cambridge, mengatakan dalam siaran persnya. "Bukti kami menunjukkan pemahaman sosial anak-anak dapat dipercepat oleh interaksi mereka dengan saudara kandung dalam banyak kasus".

"Saudara yang lebih agresif adalah mereka yang sering membantah dan anak yang lebih tua menempatkan anak yang lebih muda di bawahnya sehingga semakin membuat mereka belajar pelajaran yang kompleks tentang komunikasi dan seluk-beluk bahasa," jelas Hughes.

Dalam penelitian ini, sebanyak 140 anak-anak berusia antara 2 hingga 6 tahun dianalisa perkembangan kognitif dan sosial mereka selama lima tahun. Para peneliti membawa anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah dan keluarga dengan orangtua remaja. Sekitar 43 persen dari anak-anak yang disurvei memiliki ibu yang merupakan anak pertama sewaktu remaja, dan 25 persen berasal dari keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Berbagai macam tes telah dilakukan termasuk pengamatan video dari perilaku mereka, dan kuesioner dengan orangtua, guru, dan anak-anak sendiri.

Peneliti berpandangan bahwa jatuhnya anak-anak mengembangkan persaingan mereka dan membantu mereka membentuk hubungan sosial di kemudian hari. "Ketika anak-anak berdebat dalam sebuah kasus membuat mereka benar-benar mendapatkan manfaat dari konfrontasi," katanya.

"Orangtua yang lelah dengan pertengkaran di antara anak-anak yang terus menerus harus mengambil kenyamanan, faktanya bahwa anak-anak mereka sedang belajar pentingnya keterampilan sosial".

"Saudara kedua berbuat lebih baik dalam pengujian kami, dan anak-anak yang memiliki pemahaman sosial yang lebih baik yang menjadi lebih populer di kemudian hari".

"Pandangan tradisional menunjukkan memiliki saudara laki-laki atau perempuan menyebabkan banyak kompetisi untuk mendapatkan perhatian orangtua dan cintanya".

Hughes menambahkan, "Anak-anak bisa mengajar orang dewasa beberapa hal karena mereka sering menyelesaikan perselisihan dengan cepat agar dapat bermain kembali," jelasnya.

"Anak-anak bisa menyadari keadilan antara mereka dan saudara mereka yang sulit dikelola orangtua, tapi perilaku ini hanya menunjukkan berapa besar kepedulian mereka".

Hughes mengatakan, anak-anak yang memiliki performa terbaik dalam melaksanakan tugas yang dirancang peneliti berada pada usia enam tahun. Mereka berasal dari keluarga yang ibunya melakukan percakapan dengan menguraikan ide-ide, menyorot perbedaan dalam sudut pandang atau menyesuaikannya dengan kesenangan anak.

"Banyaknya perhatian yang telah diberikan berdampak menguntungkan bagi anak-anak yang terlibat banyak percakapan dalam keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa kita perlu fokus pada dasar dan kualitas percakapan itu juga,"pungkasnya.

Sekarang tinggal Anda yang menilai, sesuaikah penelitian ini dengan kehidupan Anda(theMedGuru/MEL)

Jumat, 08 April 2011

Kenapa masih enggan menikah..??? Maka bersegeralah menikah....

Ups!, Jujur saya katakan, tema ini bukan karena saya sudah terlalu sering melihat sudah terlalu banyak bujangan-bujangan menyendiri. Atau akhwat yang belum berani ambil keputusan karena melihat ada ikhwah belum mapan dalam pekerjaan. Tetapi judul di atas sesungguhnya saya kutip dari ungkapan Umar bin Khaththab Radhiyallaahu anhu sebagaimana terungkap dalam tafsir Al-Qur’an, Al-Qurthuby jilid 14. Ungkapan lebih lengkapnya adalah : “ Sungguh aneh (mengapa) anak-anak muda enggan menikah karena kemiskinan.

Sesungguhnya nikah adalah metode terindah untuk menjauhkan seorang dari kefakiran dan kekurangan bahkan kehampaan. Tidak semata kekurangan penyejuk hati, tetapi juga kekurangan materi. Betapa tsiqqah ‘kepercayaan’nya para sahabat Rasulullah SAW terhadap ayat ini sampai-sampai ini menjadikannya sebagai prinsip. Mengapa dikatakan prinsip. Sebab, prinsip tak ubahnya keyakinan. Dan keyakinan itulah yang sanggup menggerakkan azzam ‘tekad’, gerak fikiran, gerak ikhtiyarul basyariyyah ‘usaha-usaha sebagai manusia’.

Keyakinan adalah buah dari terjalinnya hubungan antara dia dengan Allah, sedang bunganya adalah ma’rifatullah, mengenalNya. Ia mengenal bahwa Rabb-nya lah yang menjamin seluruh takaran kebutuhan kehidupannya; Ar-Razzaaq. Keyakinan itulah yang dipersembahkan para sahabat akan ayat-ayat-Nya. Dan diantaranya adalah keyakinan Umar bin Khattab RA tentang rizki yang akan dilimpahkan bagi pemuda yang memutuskan untuk menikah. Inilah keyakinan ketika mencerna ayat Allah dalam surat An-Nuur (24): 32:

” Dan nikahilah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (nikah) dan hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah yang akan memampukan (menkayakan) mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberiannya) lagi Maha Mengetahui “

Kekhawatiran bagi dirinya akan kemiskinan ditempuh dengan menikah. Lalu mengapa kita masih ragu dengan janji Allah. Seakan Allah mengatakan dalam ayat-Nya “Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)”: Wahai hamba-Ku mengapa kalian takut miskin, Aku-lah yang memiliki segala Karunia.Inilah jawaban Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu ketika menelaah ketetapan Allah SWT dalam Surat 24: 32 disaat Allah Rabbul Jalil, menguasa hajat hidup ummat manusia memberikan jalan keindahan, kemudahan dan keberkahan bagi mereka yang memilih menyempurnakan dien-nya dengan menikah.”Carilah kekayaan dengan menikah!” Kata Ibnu Mas’ud RA.

Ayat ini diawali dengan bentuk intruksi/perintah. Dan yang pasti perintah Allah memiliki kandungan hikmah yang tak terukur. Ada mutiara kebaikan yang terpendam, dan sudah pasti mengarahkan pada kehidupan yang membahagiakan. Demikian pula ketika Allah memerintahkan hambanya untuk menikah. Allah memberi reward berupa keberkahan karunia-Nya. Karunia kemampuan, karunia kekayaan. Ada ribuan kisah yang membuktikan betapa ketika seseorang ingin membersihkan hatinya dengan menikah justru kemudahan demi kemudahan ia dapatkan. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menjelaskan dengan sabdanya:

“Nikahkanlah orang-orang yang masih sendirian di antara kamu, sesungguhnya Allah akan memperbaiki akhlak mereka, meluaskan rezeki mereka, dan menambah keluhuran mereka”.



“Ada 3 golongan orang-orang yang dijanjikan pertolongan Allah. (salah satunya): Seorang yang menikah karena ingin mensucikan dirinya”

Jadi, bila ingin menjemput pertolongan Allah yang tak terhitung keAgungan dan keberkahanya. Menikahlah.

klik aja deh

Pengikut